CITRA PRODUK
1.
Pengertian Produk
Dalam bisnis, produk
adalah barang atau jasa
yang dapat diperjual belikan. Dalam marketing, produk adalah apapun yang bisa
ditawarkan ke sebuah pasar dan bisa memuaskan sebuah keinginan atau
kebutuhan. Dalam tingkat pengecer, produk sering disebut sebagai merchandise.
Dalam manufaktur, produk dibeli dalam bentuk barang mentah dan dijual sebagai barang jadi. Produk yang berupa barang mentah
seperti metal atau hasil pertanian sering pula disebut sebagai komoditas.
Kata produk
berasal dari bahasa Inggris product
yang berarti "sesuatu yang diproduksi oleh tenaga kerja atau sejenisnya”. Bentuk kerja dari kata product, yaitu produce,
merupakan serapan dari bahasa latin prōdūce
(re), yang berarti (untuk) memimpin atau membawa
sesuatu untuk maju. Pada tahun 1575, kata "produk"
merujuk pada apapun yang diproduksi ("anything
produced"). Namun sejak 1695,
definisi kata product lebih
merujuk pada sesuatu yang diproduksi ("thing
or things produced"). Produk dalam pengertian ekonomi diperkenalkan
pertama kali oleh ekonom-politisi Adam Smith.
Dalam
penggunaan yang lebih luas, produk dapat merujuk pada sebuah barang atau unit, sekelompok produk yang sama, sekelompok barang dan jasa,
atau sebuah pengelompokan industri untuk barang dan jasa.
2. Pengertian Citra Produk
Pengertian
image (citra) menurut Kotler (1992) adalah kepercayaan, ide, dan impressi
seseorang terhadap sesuatu (Kotler, 1997, p.57).
Sedangkan
pengertian citra menurut Alma, Buchari (1992) citra merupakan kesan, impressi,
perasaan atau persepsi yang ada pada publik mengenai perusahaan, suatu obyek,
orang atau lembaga. (p.32).
Bagi
perusahaan citra berarti persepsi masyarakat terhadap jati diri perusahaan.
Persepsi ini didasarkan pada apa yang masyarakat ketahui atau kira tentang perusahaan
yang bersangkutan. Oleh karena itulah perusahaan yang sama belum tentu memiliki
citra yang sama pula dihadapan orang. Citra
perusahaan menjadi salah satu pegangan bagi konsumen dalam mengambil keputusan
penting.
Contoh : keputusan untuk membeli suatu barang, keputusan untuk menentukan
tempat bermalam, keputusan untuk mengkonsumsi makanan dan minuman, pengambilan
kursus, sekolah, dan lain-lain. Citra yang baik akan menimbulkan dampak positif
bagi perusahaan, sedangkan citra yang buruk melahirkan dampak negatif dan
melemahkan kemampuan perusahaan dalam persaingan.
- Konsep Citra Produk
Citra adalah salah satu cara untuk dapat membedakan suatu produk dengan produk
yang lainnya. Oleh karena itu bagi perusahaan jasa memilki citra yang baik
menjadi sangat penting. Dengan konsep citra produk yang baik ia dapat melengkapkan
identitas yang baik dan pada akhirnya dapat mengarahkan kepada kesadaran
yang tinggi, loyalitas, dan reputasi yang baik. Citra tidak dapat dibuat
seperti barang dalam suatu pabrik, akan tetapi citra adalah kesan yang
diperoleh sesuai dengan pemahaman dan pengetahuan seseorang terhadap
sesuatu.
Citra yang ada pada perusahaan terbentuk dari bagaimana perusahaan
tersebut melakukan kegiatan operasionalnya yang mempunyai landasan utama
pada segi pelayanan. Jadi citra ini dibentuk berdasarkan impresi atau
pengalaman yang dialami oleh seseorang terhadap sesuatu, sehingga pada
akhirnya membangun suatu sikap mental.
Sikap mental ini nantinya akan dipakai sebagai pertimbangan untuk mengambil
keputusan karena citra dianggap mewakili totalitas pengetahuan seseorang
terhadap sesuatu.
4. Hubungan Citra Produk
Dengan Loyalitas Pelanggan
Pengaruh citra terhadap loyalitas ditemukan dalam hasil penelitian Andreassen
dan Lindestad (1998). Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa citra
produk mempunyai dampak langsung yang signifikan terhadap loyalitas pelanggan
dan ada pula yang menyatakan dampaknya tidak langsung, tetapi melalui
variabel lain. Seseorang yang mempunyai impressi tinggi terhadap suatu
produk tidak akan berpikir panjang untuk membeli dan menggunakan produk
tertentu dan akan menjadi pelanggan yang loyal.
Kemampuan menjaga pelanggan yang loyal dan relasi bisnis,
mempertahankan atau bahkan memperluas pangsa pasar, memenangkan suatu
persaingan dan mempertahankan posisi yang menguntungkan tergantung pada citra
produk yang melekat dipelanggan.
5.
Faktor-faktor
Pendukung Terbentuknya Citra Produk
Faktor-faktor
pendukung terbentuknya citra produk dalam
keterkaitannya dengan asosiasi merek menurut (Keller, 2003) adalah :
a. Favorability
of brand association (Keunggulan asosiasi merek)
Salah satu
faktor pembentuk citra produk adalah keunggulan produk, dimana
produk tersebut unggul dalam persaingan. Contoh : Oliver Footwear merupakan penghasil alas kaki terbesar di
Australia. Produknya adalah sepatu bot tinggi untuk tempur, sepatu tinggi untuk
pemadam kebakaran. Sepatu bot yang diproduksi awal tahun 1990-an ini sekarang
menjadi salah satu model sepatu terbaik di Australia. Kelebihan sepatu ini
adalah kualitas yang unggul baik dalam hal model maupun kenyamanan pada saat di
pakai. Sepatu ini
berusaha untuk terus mempertahankan “gaya gagah dan watak sederhana”.
Karena keunggulan kualitas (model dan kenyamanan) dan ciri
khas itulah yang menyebabkan sepatu ini mempunyai daya tarik tersendiri bagi
kalangan orang muda, usahawan Barat kaya serta para wanita.
b.
Strength of brand association or
familiarity of brand
association (Kekuatan
asosiasi merek)
Contoh
membangun kepopuleran merek dengan strategi komunikasi melalui periklanan : Hotel Shangri-la sebagai hotel bintang lima yang berhasil
menampilkan diri sebagai merek hotel yang berkualitas di wilayahnya pada tahun
1990-an. Strategi yang digunakan adalah dengan melakukan kampanye iklan dengan
slogan “Kemana lagi kecuali ke Shangri-La?” Setiap merek yang berharga
mempunyai jiwa, suatu kepribadian khusus. adalah kewajiban mendasar bagi
pemilik merek untuk dapat mengungkapkan, mensosialisasikan jiwa atau kepribadian tersebut dalam satu bentuk iklan, ataupun bentuk kegiatan
promosi dan pemasaran lainnya.
Hal itulah yang
akan terus menerus menjadi penghubung antara produk antara merek dengan konsumen. Dengan demikian merek tersebut akan cepat
dikenal dan akan tetap terjaga ditengah-tengah maraknya
persaingan. Membangun popularitas
sebuah merek menjadi merek yang terkenal tidaklah mudah. Namun demikian,
popularitas adalah salah satu kunci yang dapat membentuk brand image konsumen.
c.
Uniquesness of brand association (Keunikan asosiasi merek)
Merupakan
keunikan-keunikan yang di miliki oleh produk tersebut. Sebagai salah satu
contoh adalah usaha Negara Singapura yang dimulai pada tahun 1970-an, di mana
Negara ini berusaha serius terlibat dalam dunia pariwisata. Pada tahun itu,
Singapura sadar akan keberadaannya yang tidak memiliki kekuatan besar untuk
meningkatkan pertumbuhan sektor pariwisata. Salah satu kendala terbesar adalah
faktor minimnya dana.
6.
Keuntungan
Citra Produk Yang Kuat
Beberapa
keuntungan dengan terciptanya citra produk yang kuat
adalah :
a.
Peluang
bagi produk atau merek untuk terus mengembangkan diri dan
memiliki prospek bisnis yang bagus.
b.
Memimpin
produk untuk semakin memiliki sistem keuangan yang bagus.
c.
Menciptakan
loyalitas konsumen.
d.
Membantu
dalam efisiensi marketing, karena merek telah berhasil dikenal dan
diingat oleh konsumen.
e.
Membantu
dalam menciptakan perbedaan dengan pesaing. Semakin merek dikenal oleh
masyarakat, maka perbedaan atau keunikan baru yang
diciptakan perusahaan akan mudah dikenali konsumen.
f.
Mempermudah
dalam perekrutan tenaga kerja bagi perusahaan.
g.
Meminimumkan
kehancuran atau kepailitan perusahaan.
h.
Mempermudah
mendapatkan investor baru guna mengembangkan produk.
Referensi :
- http://id.wikipedia.org/wiki/Produk
- http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/05/membangun-brand-image-produk.html