PENALARAN
INDUKSI
1. Pengertian Penalaran Induksi
Pengertian Penalaran Induktif Menurut
Suriasumantri (dalam Shofiah, 2007 :15) penalaran indutif adalah suatu proses
berpikir yang berupa penarikan kesimpulan yang umum atau dasar pengetahuan
tentang hal-hal yang khusus. Artinya, dari fakta-fakta yang ada dapat ditarik
suatu kesimpulan. Kesimpulan umum yang diperoleh melalui suatu penalaran induktif
ini bukan merupakan bukti.
Hal tersebut dikarenakan aturan umum yang
diperoleh dari pemeriksaan beberapa contoh khusus yang benar, belum tentu
berlaku untuk semua kasus.
2.
Metode Induksi
Metode berfikir induktif adalah metode yang
digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Induksi
terbagi menjadi dua yaitu induksi kuat dan induksi lemah.
a. Induksi
kuat : Semua burung gagak yang kulihat berwarna hitam.
b. Induksi
lemah : Aku selalu menggantung gambar dengan paku.
3.
Jenis-jenis
Penalaran Induktif
a. Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran dengan cara
menarik kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data.
Contoh :
Jika ada
udara, manusia akan hidup
Jika ada
udara, hewan akan hidup
Jika ada
udara, tumbuhan akan hidup
Jika ada
udara mahkluk hidup akan hidup
b. Hipotesa
dan teori
c. Hubungan
kausalitas
Hubungan kausalitas adalah penalaran yang diperoleh
dari gejala-gejala yang saling berhubungan. Macam-macam hubungan kausal :
i.
Sebab-akibat
Sebab akibat ini berpola A menyebabkan B. Dapat
juga berpola A menyebabkan B, C dan seterusnya. Jadi efek atau akibat dari
suatu peristiwa yang dianggap penyebab kadang lebih dari satu.
Contoh :
Sejumlah pengusaha angkutan di Semarang terpaksa
gulung tikar karena pendapatan yang mereka peroleh tidak bisa menutup biaya
operasional. Minimnya pendapatan karena sebagian besar penumpang membayar
ongkos dibawah tarif yang sudah ditetapkan, akibat ketidakmampuan ekonomi.
ii.
Akibat-sebab
Akibat-sebab ini dapat kita lihat peristiwa
seseorang yang terjatuh. Terjatuh merupakan akibat dan terluka merupakan sebab.
Akan tetapi, dalam penalaran jenis ini, peristiwa sebab merupakan simpulan.
Contoh :
Ahsan mendapat nilai yang memuaskan pada ujian
semester kenaikan kelas. Dia mendapat rangking pertama dikelasnya. Hasil yang
diperoleh Ahsan ini dia dapat karena belajar yang sangat tekun setiap harinya.
iii.
Akibat-akibat
Akibat-akibat adalah suatu penalaran yang
menyiratkan penyebabnya. Peristiwa “akibat” langsung disimpulkan pada “akibat”
yang lain.
Contoh : Kemarin Lili mengalami kecelakaan akibat
menabrak pembatas jalan. Akibat dari kecelakaan tersebut dia mengalami patah
kaki dan harus dirawat di rumah sakit.
d. Analog
e. Induksi
dalam metode eksposisi
Referensi
:
a. http://nishaelf.wordpress.com/2012/03/16/penalaraninduktif/http://hari.bukuoke.com/2010/12/penalaran-induktif/
b. http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2012/04/penalaran-induktif-41/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar